Halaman

Minggu, 25 November 2012

Nasib Anak Kos

Seperti judul lagu, nasib anak kos... Cocok untuk kehidupanku. Ditambah tak ada lagi kiriman dari orang tua. Memang harus mandiri, tetapi berat. Mau beli makan pikir-pikir dulu. Bahkan tidak makan adalah jalan satu-satunya jika amat sangat kepepet sekali. Kalau kondisi biasa-biasa saja, 2x (siang dan malam). Selain beribadah, puasa 4 hari berturut-turut bahkan bisa membantu. Tapi niat pertama tetap untuk ibadah (membayar hutang puasa Ramadhan).

Saat sakit adalah saat terberatku. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Malas keluar kamar, tapi harus menguatkan diri untuk keluar beli obat, tidak bisa mengerjakan tugas kuliah juga. Sehat adalah rezeki yang luar biasa nikmat, karena jika kita sehat dapat melakukan aktivitas dengan baik. Jadi selain mengatasi masalah keuangan dengan irit makan, kesehatan juga harus ku jaga.
Rasa syukurku tak lupa selalu terucap. Berapa pun yang ku dapat dari bekerja, selalu ku syukuri. Dengan kehidupanku yang seperti ini, ketika Allah memberi jauh lebih banyak, terasa berbeda ketika mendapatkan hasilnya dibandingkan dengan orang lain yang biasa saja mendapatkan honor sejumlah itu. Memang bagi orang lain mungkin itu jumlah yang biasa, tapi bagiku nilai itu besar. Hasil jerih payah itu pernah ku rasakan, jatuh bangun aku lakukan diiringi tugas-tugas kuliah dan ujian yang melanda. Bersyukurlah dengan apa yang dilimpahkan Allah untukmu, kawan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar