Halaman

Sabtu, 26 Januari 2013

Kesan yang tersimpan


Lagi-lagi ke kelas itu, trauma kesan pertama masih tersimpan di kepalaku. Belum siap dan tak akan pernah siap kalau aku begini terus, grogi. Tak masalah untuk kelas-kelas lain, so far so good. Tapi kenapa dengan kelas yang ini? Besok akan jadi seperti apa? Pertanyaan mereka membuat jantungku berdegup kencang. Bagaimana kalau ijin ke kepala akademik, untuk selanjutnya jangan pernah diberi kelas itu? Hal yang mustahil. Menyerah sebelum berperang.
            Mencoba menyemangati diri sendiri, “Pasti bisa,jangan jadi pengecut”. Bukan, aku bukan pengecut, karena pengecut akan mundur dan tidak akan melakukannya. Sedangkan aku tidak mundur dan pasti melakukannya, tapi hati ini belum siap. Dan akan menjadi tontonan menyenangkan bagi mereka jika aku terlihat gugup ketika menjawab pertanyaan di depan kelas. Durasi 90 menit terasa berjam-jam bagiku. Berdo’a, menenangkan diri, dan santai, itu yang harus aku lakukan di depan kelas.

Minggu, 25 November 2012

Nasib Anak Kos

Seperti judul lagu, nasib anak kos... Cocok untuk kehidupanku. Ditambah tak ada lagi kiriman dari orang tua. Memang harus mandiri, tetapi berat. Mau beli makan pikir-pikir dulu. Bahkan tidak makan adalah jalan satu-satunya jika amat sangat kepepet sekali. Kalau kondisi biasa-biasa saja, 2x (siang dan malam). Selain beribadah, puasa 4 hari berturut-turut bahkan bisa membantu. Tapi niat pertama tetap untuk ibadah (membayar hutang puasa Ramadhan).

Minggu, 18 November 2012

Goresan Pertama

Ku tak slalu berdiri, terkadang hidup memilukan
Jalan yang ku lalui, untuk sekedar bercerita
Pegang tanganku ini dan rasakan yang ku derita
Apa yang ku berikan tak pernah jadi kehidupan
Semua yang ku inginkan menjauh dari kehidupan